Jika betul hidup di dunia laiknya mengendarai sebuah sepeda, maka aku bersimpuh memohon, Jangan lagi, Tuhan. Aku sudah cukup kepayahan, berusaha memulihkan roda belakangku yang stagnan. Bila roda depanku turut aus, apa kabar nanti dua gadis di atas sadel belakang? Kurasa, sebaik apapun aku mengayuhnya, sepeda ini tak akan kemana-kemana, bila tanpa kedua rodanya.

— dian nadila, 2024