“Bagi rokok, Jup.”

“Tumben?”

“Hm, akeh pikiran.”

Jupiter hanya menatap Wintor sekilas sebelum melemparkan kotak rokoknya kepada sahabatnya itu.

Ojo akeh-akeh, nggko bajumu mambu rokok si Hanira gak gelem dikeloni.”

“Hahaha bacot.”

Wintor menyalakan sebatang rokok kemudian menyesapnya dalam. Punggungnya dia sandarkan pada sisi mobil yang tadi dia gunakan untuk menghantarkan Hanira ke hotelnya.

Enek masalah opo, Win? Gak mungkin kamu disini suwi-suwi cuma karena pengen liburan.”

“Hahaha, peka juga kamu, Jup.”

Ucapan Wintor dihadiahi toyoran pelan oleh Jupiter, “Aku koncomu ket cilik, Cok.”

“Adik e Hanira... Si Aji....”

Ngopo?

“Aku bingung cara nyedekine piye.”

Jupiter membuang rokoknya yang telah terbakar habis sebelum menjawab, “La bukane wes nongkrong bareng wingi kae?

Iyo udah, tapi bar iku malah upload foto kambek mantane Hanira dee. Captione lo, see you, Mas, ngono. Beh loro atiku.”

Angin di are parkir salah satu restoran fast food berhembus basah, membawa udara dingin yang mendukung perasaan muram Wintor.

Jare Hanira, Aji wes mulai muji-muji aku sih, tapi tetep wae aku insecure, Jup.”

“Butuh waktu aja iku, Win, kamu lo sama kayak dia to? Pendiem, susah buka omongan, sama banget kambek si Aji. Sedangkan Haidar, tiap liat di storyne Juan, aku wes bisa ngepal anak e banyak omong, easy going, rame, wajar lek Aji bisa deket mbek dee.”

Ngono yo, Jup?”

Iyo, wes to seng penting kamu ke dia tu tulus. Yakin banget aku nanti juga dia terbuka ke kamu.”

Tidak ada percakapan yang terdengar setelah itu. Wintor hanya menatap sepatunya. Pikirannya masih melayang-melayang memikirkan adik dari wanita yang dicintainya. Disesapnya rokok semakin dalam lalu asapnya dia hembuskan seolah melepas beban di dadanya.

Aji, anak itu, adalah versi muda dari dirinya. Wintor tahu benar, butuh cara khusus untuk mendekati orang seperti Aji. Karena Wintor sendiripun tidak mudah membuka dirinya untuk orang lain. Mungkin benar apa yang dikatakan Jupiter, Wintor hanya perlu bersabar. Juga ketulusan yang tidak boleh dilupakan.

Biasane uwong ki mumet nyedeki bapak e, iki malah nyedeki adik e.”

Wintor terkekeh pelan, atmosfer kegelisahannya masih dirasakan Jupiter ternyata.

“Udah sana kamu susulin Hanira ke hotelnya, opo iso turu iku kamu nanti lek gak nyandeng cewekmu?

“Ojo ah, dia bar rampungan event, butuh banyak tidur. Lek aku merono, gak sido turu dee.

“Hahaha, asu asu.”